Kamis, 06 Oktober 2016

Sejarah Sepak Bola



Sepak bola adalah salah satu olahraga paling populer di dunia. Sepak bola memiliki sejarah yang hidup dan menarik di dunia olahraga. Bukti awal dari sepak bola yang dimainkan sebagai olahraga pertama kali ditemukan di China selama abad ke-2 dan ke-3 SM. Di Cina, yaitu pada dinasti Han, orang-orang bermain sepak bola dengan cara menggiring bola yang terbuat dari kulit dan menendangnya ke dalam jaring kecil. Fakta yang direkam juga mendukung fakta bahwa Roma dan Yunani dulunya bermain bola untuk bersenang-senang dan bermain-main. Beberapa fakta menunjukkan Kyoto, Jepang di mana menendang bola adalah olahraga yang populer.

Dikatakan bahwa pertumbuhan awal sepak bola modern dimulai di Inggris. Beberapa fakta bahkan menyebutkan bahwa bola pertama yang digunakan adalah kepala dari beberapa perampok Denmark. Dikatakan bahwa selama abad pertengahan, bentuk permainan sepak bola dulu digunakan untuk memungkinkan banyak praktek manyakitkan seperti menendang, meninju, menggigit dan mencongkel. Tujuan utamanya adalah untuk membawa bola ke tempat sasaran. Orang-orang mulai sangat menyukai permainan terseubt. Mereka akan berbondong-bondang ke lapangan sepanjang hari. Kadang-kadang kompetisi tumbuh sengit dan massa menjadi sangat liar yang ada insiden sering kekerasan selama pertandingan. Hal ini juga mengatakan bahwa tentara sangat mengagumi permainan tersebut bahkan mereka rela bolos belajar memanah untuk menontonnya.

Raja Edward III melarang sepak bola di 1365 karena tumbuhnya insiden kekerasan dan mengumbar militer dalam olahraga. Pada 1424 Raja James I dari Skotlandia juga menyatakan dalam Parlement "Na man play Fute-ball" (Tidak ada orang yang boleh bermain sepak bola)

Kapan dan di mana tepatnya awal sepak bola adalah pertanyaan yang tidak memiliki jawaban yang tepat. Permainan sepak bola merupakan permainan populer yang telah dimainkan selama lebih dari tiga ribu tahun. Kelahiran zaman sepak bola modern harus dikreditkan ke Inggris. Hal itu juga dikenal sebagai sepak bola, dengan Skotlandia dan Inggris menjadi pendiri dari permainan sistematis sepak bola.

Pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar terjadi yang membuat sepak bola populer di Universitas, Sekolah Tinggi dan Sekolah. Populer English School dan Eton College tampil dengan seperangkat aturan, yang dikenal sebagai Cambridge Rules. Sepak bola dipisahkan menjadi dua kelompok; beberapa perguruan tinggi dan sekolah memilih untuk aturan Rugby yang memungkinkan menyandung, menendang dan juga membawa bola. Aturan-aturan ini secara eksklusif dilarang sesuai aturan Cambridge.

Sejarah sepak bola modern didirikan pada tahun 1863. Pada bulan Oktober 1863, sebelas perwakilan dari klub-klub dan sekolah London bertemu di Freemason Tavern untuk mengatur aturan-aturan dasar umum untuk mengontrol pertandingan antara mereka sendiri. Hasil dari pertemuan ini adalah pembentukan Asosiasi Sepakbola. Pada bulan Desember 1863, sepak bola Rugby Football Association akhirnya memisahkan diri.

Tegas menetapkan dasar sepak bola pada tahun 1869, Asosiasi Sepakbola melarang keras jenis memenggang bola. Popularitas sepak bola menyebar dengan cepat selama 1800 sebagai perluasan Inggris, pedagang dan tentara memperkenalkan olahraga ke berbagai belahan dunia.

Italia, Austria dan Jerman menarik ke Eropa, sementara Argentina, Uruguay dan Brazil mengadopsi olahraga di Amerika Selatan. FIFA didirikan pada tahun 1904 dan oleh 1930-an, liga yang berbeda yang beroperasi dari berbagai negara. FIFA dikreditkan dengan mengorganisir Piala Dunia pertama di Uruguay. Sejarah sepak bola kaya dengan peristiwa, pengembangan dan tumbuh menggila di seluruh dunia.

Sejarah Sepak Bola Di Indonesia

Sepak Bola Indonesia Sepak bola indonesia dimulai sejak tahun 1914 saat Indonesia masih dijajah oleh pemerintah Hindia Belanda. Kompetisi antar kota di jawa tersebut hanya di juarai oleh dua tim atau di dominasi dua tim saja, yaitu Batavia City, Soerabaja City. Sejarah Sepak Bola Modern di Indonesia dimulai dengan terbentuknya PSSI (Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia ) pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta dengan ketuanya Soeratin Sosrosoegondo. Sebagai organisasi olahraga yang dilahirkan di Zaman penjajahan Belanda, Kelahiran PSSI betapapun terkait dengan kegiatan politik menentang penjajahan. Jika meneliti dan menganalisa saat- saat sebelum, selama dan sesudah kelahirannya, sampai 5 tahun pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, jelas sekali bahwa PSSI lahir, karena dibidani politisi bangsa yang baik secara langsung maupun tidak, menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih – benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia. Setelah wafatnya Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepak bola Indonesia tidak terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak diimbangi dengan pengembangan organisasi dan kompetisi. Pada era sebelum tahun 1970-an, beberapa pemain Indonesia sempat bersaing dalam kompetisi internasional, di antaranya Ramang, Sucipto Suntoro, Ronny Pattinasarani, dan Tan Liong Houw. Dalam perkembangannya, PSSI telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri, di antaranya dengan penyelenggaraan Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi Satu, dan Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir. Selain itu, PSSI juga aktif mengembangkan kompetisi sepak bola wanita dan kompetisi dalam kelompok umur tertentu (U-15, U-17, U-19,U21, dan U-23). Sayangnya sejarah panjang sepakbola Indonesia belum mampu merubah prestasi sepak bola Indonesia di kancah internasional. Butuh manajemen bola yang bertekad untuk merubah Sepak Bola Indonesia menjadi lebih baik lagi.



Read more

Sejarah Dan Makna Mensana In Corpore Sano


UNGKAPAN Latin "Mens sana in corpore sano" sesungguhnya adalah sebuah mahakarya sastra dari seorang pujangga Romawi, Decimus Iunius Juvenalis, dalam Satire X, sekitar abad kedua Masehi. Genre sastra Romawi ketika itu umumnya berbentuk satire. Itu jugalah yang ditulis Juvenalis untuk menyindir kekonyolan-kekonyolan masyarakat Romawi, bangsanya sendiri. Namun seiring perjalanan waktu, berabad-abad kemudian, "Mens sana in corpore sano" dijadikan jargon olahraga dan kesehatan di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Ungkapan Latin itu diterjemahkan dengan sangat molek. "Di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat". Untuk mendapatkan tubuh yang kuat dan sehat kita perlu berolahraga. Bila badan kita kuat dan sehat maka jiwa kita pun sehat. Kalau jiwa sehat, pikiran pun jernih. Tapi kalau jiwa kita sakit, pikiran jernih pun terbang, logika menghilang. Dengan kata lain, fisik dan mental yang kuat, jasmani dan rohani yang sehat, akan menghasilkan individu-individu tangguh, dan muaranya adalah sebuah bangsa yang hebat dan diperhitungkan. Amboi. Presiden pertama RI, Bung Karno, menerjemahkan jargon itu dalam program "Olahraga untuk Nation and Character Building." Tekadnya tak tanggung-tanggung, "Jadikan Indonesia salah satu dari 10 besar (the big ten) dunia di bidang olahraga melalui pembinaan olahraga di SD/SLTP/SLTA, karena di sini terdapat bibit-bibit olahragawan, calon-calon juara di kemudian hari." Di era kepemimpinan Presiden Soeharto, bangsa kita memiliki pula jargon "Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat." Senam Kesegaran Jasmani tahun 1988 (SKJ 88), menjadi bagian kampanye pemerintah Orde Baru dalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Gerakan ini dimaksudkan untuk mencetak generasi yang sehat dan kuat. Didukung oleh gaya kepemimpinan ketika itu, maka jargon olahraga Orde Baru ini dalam tempo singkat langsung populer dari Sabang sampai Merauke. Di era Presiden SBY ada Program Indonesia Emas yang bertujuan mempersiapkan atlit handal untuk mengharumkan nama bangsa di pentas dunia. Apapun namanya, baik menurut Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, maupun Presiden SBY, animo masyarakat terhadap olahraga tetap tinggi. Cabang olahraga apapun dengan berbagai macam kompetisinya selalu menyedot perhatian masyarakat. Apalagi sepakbola. Untuk cabang ini, data terbaru menurut www.bolanews.com menunjukkan Indonesia berada pada peringkat ke-3 supporter sepak bola terbanyak di dunia, di bawah Jerman (peringkat 2) dan Brazil (peringkat 1). Sayangnya akhir-akhir ini semangat mens sana in corpora sano itu tergerus oleh semangat materialistik yang amat berlebihan sehingga aroma tak sedap menyengat hidung muncul dari wisma atlit Sea Games Palembang, Hambalang dan venues PON XVIII Riau. Mungkin jiwa kita sedang kusut masai.

Makna Mensana In Corpore Sano

Men sana in corpore sano, istilah yang sangat populer, mempunyai arti yang dalam "di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat", idealnya begitu, Tapi di jaman sekarang ini ada orang yang secara fisik sehat tetapi jiwanya ngga sehat, begitu pula sebaliknya, ada orang yang jiwanya sehat tapi tubuhnya kurang sehat. Okey, saya akan lewatkan hal hal yang tidak ideal tersebut.

Dengan tubuh yang sehat pastinya aktivitas yang kita jalani juga akan lebih lancar.

Bagaimana mempunyai tubuh yang sehat, yang utama adalah kita harus menjaga pola makan, yang kedua kita berolah raga (beraktivitas). Aktivitas yang padat, pekerjaan yang menyita waktu dan pikiran menyebabkan orang lupa untuk menjaga pola makan dan olahraga, itu akan merugikan diri sendiri.

Pola makan yang baik harus memperhatikan kandungan gizi makanan yang kita konsumsi dan kita juga perlu memperhatikan jam makan kita. Ada istilah "makanlah sebelum lapar, berhentilah sebelum kenyang", intinya adalah kita makan sewajarnya saja dan yang penting adalah kandungan gizi dari makanan yang kita konsumsi tersebut (quality not quantity).

Sehat adalah untuk diri sendiri bukan buat orang lain, jangan ditunda tunda lagi.

Read more